Hidup dan Tanggung Jawab

*31 Maret 2011*

Mengenang dua dekade lalu, ketika ibunda berjuang antara hidup dan matinya untuk saya, agar bisa mencium aroma embun subuh kala itu. Bukanlah masa yang singkat, hingga kini tidak sedikit yang telah terjadi, tidak sedikit yang saya alami.

Terima kasih untuk semua yang telah menjadi bagian dari sejarah hidup saya. Terima kasih untuk setiap tokoh yang terlibat dalam berjuta episode kehidupan saya. Kini saatnya saya belajar lebih banyak lagi, dan memang saya tak boleh berhenti belajar.

Ada kalanya saya merasa bangga atas apa yang saya punya, atas apa yang saya lakukan.

Ada kalanya saya merasa begitu kecil karena ujian yang mendera.

Ada masanya saya merasa begitu rapuh karena kegagalan atau pun kekecewaan yang saya alami hingga saya membenci diri saya sendiri.

Ada pula waktu dimana saya merasa begitu kosong, kosong akan ilmu, kosong akan pengalaman, kosong akan kebijaksanaan dan kedewasaan, kosong akan tanggung jawab, kosong akan kesabaran, kosong akan tanggung jawab, bahkan kosong akan harapan.

Sungguh semuanya itu merajut jalinan yang begitu indah untuk dikenang. Kadang senyum tersungging, kadang air mata menetes, saat mengenang semua itu.

Sekarang saya ada di titik ini, titik dimana saya harus mengisi segala kekosongan dalam diri saya.

Tanggung jawab. Itu yang ingin saya tanamkan dalam kekosongan ini.

Berusaha untuk lebih bertanggung jawab atas segala amanah yang dipercayakan, bertanggung jawab atas umur yang diberikan Tuhan, bertanggung jawab atas kesehatan yang masih dikaruniakan Tuhan. bertanggung jawab atas ilmu yang telah diberikan, bertanggung jawab atas rizki yang telah dititipkan, bertanggung atas keluarga serta sahabat yang Tuhan hadirkan di samping saya, bertanggung jawab atas segala yang keluar dari lisan, bertanggung jawab atas nikmat penglihatan dan pendengaran, bertanggung jawab atas segala yang menjadi keyakinan saya.

Tanggung jawab itu sungguh indah… Semoga keindahannya bisa terus saya jaga.

Hidup tiada artinya tanpa tanggung jawab.

2 thoughts on “Hidup dan Tanggung Jawab

  1. Saat milad saya yang ke-20, saya sedang semester 3, dan hari itu ada mata kuliah kewarganegaraan yang -dosen dan materi yang dibahas- mampu membuat saya hampir kebosanan, dan saya pun akhirnya memilih ngobrol dengan teman saya tentang, betapa sudah tuanya saya -sudah kepala dua- dan saya belum mampu berbuat apapun yang bisa membanggakan. Tapi dia bilang -ini yang membuat saya tak pernah lupa hari itu- “Jangan lihat semua hal dari penilaian diri sendiri, mungkin menurut lo, lo belum apa-apa. Tapi bagi orang lain, pasti -walaupun baru sedikit- pasti lo udah memberi mereka hal yang membanggakan. Lakukan saja yang terbaik, jangan pernah bandingin dengan mereka yang sudah jauh luar biasa, karena kita semua cuma manusia biasa.”

    *Loh kok saya jadi curcol masa muda saya??? hehehehehe

    Salam kenal 🙂

Tinggalkan komentar